Friday 24 September 2010

Susah yang bikin selamat!

Tulisan ini tidak mempermasalahkan sistem (yang katanya buruk), mengolok – olok mereka yang berjuang mati – matian demi sebuah kelas (yang katanya penting), serta kerja keras semua pihak (yang katanya sia – sia).
 
Semakin mahal atau berharga suatu barang, maka semakin kuat pula perlindungan sang pemilik. Contohnya pacar. Semakin kita tidak laku, maka semakin posesiflah kita. Jangan sampai putus. Syukur – syukur bisa lanjut jadi suami-istri yang diakui catatan sipil. Sebaliknya, mereka yang berpenampilan menarik dan cukup beruntung dikatakan cakep atau cantik, putus bukan berarti kiamat. Mereka masih punya stok manusia yang siap, sedia dan setia menunggu, bahkan mengantri. Namun, pengecualian selalu ada.

Bagi sebagian orang, siasat tidak menjadi masalah. Baik - baik saja. Namun bagi yang lain, momen ini adalah ajang untuk unjuk urat, otot, dan otak. Jauh sebelum hajatan dimulia, mereka mungkin sudah stand by sambil nyambi facebookan. Paling tidak 30 menit menjelang pintu masa depan dibuka, mereka akan mengerahkan seluruh raga pada tetikus terdekat. Berharap akan ada kebocoran sistem, agar mereka bisa masuk dan merenggut kelas – kelas yang ditawarkan. Pada akhirnya, hukum rimba berlaku, siapa cepat dia dapat.

Sayangnya, peraturan semacam ini hanya berhenti disini saja. Siapa yang cepat memang akhirnya dapat, tetapi belum tentu selamat. Selamat yang dimaksud tidak melulu memperoleh semua kelas yang telah apik disusun di kertas lapis tiga.

Ada dua jenis keselamatan yang saya acu dalam tulisan ini.

Pertama, keselamatan tingkat satu. Keselamatan ini diraih ketika mereka berhasil mendapatkan ijasah yang sah dari tempat belajar ini. Keselamatan ini lebih baik daripada keselamatan versi setengah yang saya definisikan secara implisit. Keselamatan jenis ini hanya fatamorgana. Segera setelah dicapai, lenyap.

Jenis kedua yang menurut saya lebih penting, yaitu keselamatan tingkat akhir. Keselamatan macam inilah yang dinanti - nanti. Tanda kemunculnya keselamatan model ini yaitu ketika mereka merasa apa dipelajari berguna. Termasuk berguna untuk melakukan tindakan kriminal. Contoh, menguasai umpatan dalam bahasa alien untuk memaki – maki orang tanpa menimbulkan huru – hara.

Tanda lainya adalah ketika kita masih bisa mengingat konsep yang kita pelajari di kelas ataupun diluar. Paling tidak dengan mengingat, kita merasa memiliki senjata ampuh atas serangan nuklir dadakan.

Tanda terakhir yang bisa muncul yakni ketika kita bisa memakai apapun yang berasal dari kelas (ataupun diluar). Contohnya, saya ingat dosen favorite saya selalu memakai kata 'wurung' untuk menjelaskan sebuah konstruksi khusus dalam kalimat bahasa inggris. Kapanpun saya melihat dan menulis kalimat dalam bentuk tersebut, saya selalu ingat, ini bermakna 'wurung'. Dan saya selalu selamat karenanya!

Awal bulan September (01/09/10), saya lihat salah satu teman baik saya nangis sesegukan lantaran tidak kebagian kelas proposal. Ya proposal! Salah satu mata kuliah prasyarat penting yang diambil sebelum menempuh skripsi. 

Selang satu hari kemudian, teman saya yang jago memeras air mata mengatakan kalau kelas sudah didapat. Syukurlah dia tetap gigih dengan air matanya.

Tampaknya justru dari situlah keselamatan berawal. Keselamatan yang akan mengantarkan seseorang ke depan gerbang kesuksesan. Dan saya pun mulai mengiyakan kalau langkah seperti itu jauh lebih terkesan tangguh daripada hanya teriak – teriak lewat mulutnya facebook, ataupun sumpah serapah sang jerapah.

Di kesempatan yang lain, saya bertemu kakak angkatan yang seharushya sekelas dengan saya di satu maka kuliah.

Saya tanya, 'kok kamu tadi gak masuk kelas?'

'Aku cuti, Yos,' jawabnya.

Saya kaget. Keputusan semacam itu kurang populer sekarang. Pasti ada alasan pribadi atas keputusan tersebut.

Dunia kuliah selalu mengharuskan pengambilan keputusan; keputusan ambil dosen mana, kelas jam berapa, atau mau pilih mata kuliah apa. Termasuk diantaranya keputusan untuk berusaha sebaik mungkin demi keselamatan tingkat lanjut. Sebuah hadiah yang akan membayar kesabaran dan rasa capek mijetin tombol 'si tikus'.

Masihkah yang cepat akan dapat? Mungkin iya. Tetapi ini yang lebih tepat, mereka yang cepat, cermat, & berhemat yang akan selamat!

Monday 20 September 2010

No, I don’t know now

Do you know how much you know people you know?
They might know you so well
They might misunderstand you as well
You think you know them better than anyone else
But, in fact, you know the least
Why bother thinking about how much you know?
You should have thought how much you understand.
Knowing and understanding are not equal
They would make good partner
But you can rely more on the later
Trust him.

When siblings talk about love

Joe & Foe are brothers who share each others’ secrets, but they always have different views about love.

JOE LOVE THINKER : What’s love?
FOE LIFE THINKER   : A human feeling of needing and understanding others
JOE LOVE THINKER : Which comes first: Love or Food?
FOE LIFE THINKER   : Love! It has nothing to do with food.
JOE LOVE THINKER : Why’s that so?
FOE LIFE THINKER   : Because we’re made and born based on that and of that. Ask Dom and Dad!
JOE LOVE THINKER : Why people can not genuinely love others?
FOE LIFE THINKER : Are you asking why there are hatred and pretention out there? Well, people confuse love with jealousy.
JOE LOVE THINKER : How so? That’s too abstract for me.
FOE LIFE THINKER   : Anyway, what makes you think I can answer such difficult question?
JOE LOVE THINKER : I don’t know. Perhaps I trust you more than you have ever imagined!
FOE LIFE THINKER  : Thanks, but it burdens me instead! What the heck is happening to you that you  bother thinking about love?
JOE LOVE THINKER : I don’t know. I feel like it’s always here in my head.
FOE LIFE THINKER  : You might need a lover; for a sexual partner, a kid guardian, and be your faithful companion for the rest of your life!
JOE LOVE THINKER : Not really. Aren’t all what come into your mind as we’re discussing about love?
FOE LIFE THINKER  : Yeah. I think so.
JOE LOVE THINKER : Then what about yours. Do you have different sort of ideas about love?
FOE LIFE THINKER  : Well perhaps, it’s kind of chemical reaction that creates a sense of belonging. I think, it’s broader than your definition of love.
JOE LOVE THINKER : Well, I think you get everything clearer by now.
FOE LIFE THINKER  : I was thinking so. But I found out later that my mind and heart have two different ways of life. They both interact differently as you use them. I mean the heart is a non-sense for the mind.
JOE LOVE THINKER  : That does not make any sense.
FOE LIFE THINKER : All of us are non-sense.
JOE LOVE THINKER : If you think you are one of them, then yes you are. 
FOE LIFE THINKER  : Do you use your mind to love?
JOE LOVE THINKER : Are you accusing me for using mind to love?
FOE LIFE THINKER  : No! That’s not my point. Why are you so cranky? Are you having a bad day?
JOE LOVE THINKER : Well. Mr. know-it-all, I am not. You are getting over –sensitive now.
FOE LIFE THINKER  : That’s not funny.
JOE LOVE THINKER : I tell you the truth not a joke.
FOE LIFE THINKER  : Well, thank you Mr. truth-teller. I guess I am too stupid to know the truth.
JOE LOVE THINKER : Hey!

to be continued...